Sebuah kisah nyata... Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu. Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya. Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu : "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya. Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu.Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi". Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya. "Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif". Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah. Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita, sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya. Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang : Saya BERSYUKUR; 1.Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya IA BERSAMAKU bukan dengan orang lain. 2.Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya IA berada DI RUMAH dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum. 3.Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka DI RUMAH dan tidak jadi anak jalanan. 4.Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya SAYA BEKERJA dan DIGAJI TINGGI. 5.Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi BANYAK TEMAN. 6.Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya CUKUP MAKAN. 7.Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih MAMPU bekerja keras. 8.Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada KEBEBASAN BERPENDAPAT. 9.Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih HIDUP. 10.Untuk setiap permasalahan hidup yang saya hadapi, karena itu artinya Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih baik lagi. Sumber: Note Lutfi S. Fauzan |
Senin, 30 Juli 2012
- Jejak sepatu di karpet -
Rabu, 25 Juli 2012
- Sama sepertimu -
Sama sepertimu , ketika kau melepaskanku pergi meraih
cakrawalaku, kau tegar dan tidak menangis di hadapanku, meskipun kemudian aku
mendengar cerita dari ibu kalau engkau menangis dalam doa-doa malammu untukku. Anggukan
kecilmu, tatapan matamu membuatku semakin percaya diri dan tegar menyongsong
duniaku. Meskipun aku tahu hatimu tidak sanggup melepasku gadis kecilmu yang
dulu selalu manja, selalu menghadangmu setiap pulang bekerja, ingin di gendong
dan selalu saja merasa aman nyaman di dekatmu.
Sama sepertimu, aku pun berusaha tegar, menahan tangis
didalam hatiku, berusaha sekuat tenaga menahan air yang ingin segera tumpah
dari dua bola mataku, aku tidak ingin terlihat berduka di depanmu, karena
engkau selalu mengajarkanku ketegaran, kemandirian sebagai anak perempuan yang
harus bisa di andalkan.
Sama sepertimu aku percayakan segenap perlindunganmu hanya
kepada Allah, aku yakin dimanapun engkau berada Allah bersama kita, bukankah
begitu juga katamu setiap saat aku akan pergi mengejar impianku, mencari nafkah
di luar rumah. Kau katakana apa yang harus di risaukan karena Allah selalu
melindungi kita, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Aku akan menunggumu kembali di rumah kita, berkumpul bersama lagi, melihatmu merajut hari tua bersama perempuan terkasihmu. masih banyak yang selalu ingin diskusikan denganmu, masih banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu, masih ingin berbagi kopi di pagi hari denganmu, berbagi cemilan dan berbagi apa saja denganmu. Aku tahu kepergianmu hanya untuk sesaat, aku akan tetap menunggumu disini, di rumah ini.
Aku tahu cintamu luar biasa untukku, aku pun tahu kesedihanku
juga kesedihanmu, kau segalanya bagiku, kau mengajarkanku tentang segalanya,
meskipun kadang kita “ bersitegang urat” tapi itu adalah salah satu cara kita
berkomunikasi dengan gaya kita yang mungkin hampir sama. Cintamu tak terbalas,
jerih payah setiap tetes keringat yang keluar dari tubuhmu untuk menafkahi kami
pun takkan pernah terganti, tidak akan pernah, budi ini tidak akan pernah
terbalas, aku hanya mampu memohon padaNya.
Ya Rabb..sehatkan tubuhnya agar mampu selalu beribadah
padaMu
Ya Rabb.. sehatkan fikirannya, agar ENGKAU selalu
hidup didalam jiwa dan hatinya
Mudahkanlah segala urusannya, buatlah dia bahagia
lahir dan batin
Ampuni segala dosa dan khilafnya..
Sungguh aku mencintainya karenaMu ya Rabb..
Karena dia segalanya untukku..
I Love u Bapak....
Dari gadis kecilmu “ dulu “
Ramadhan 6, 1433 H
Lhokseumawe 00.15 am
- Dee -
Senin, 16 Juli 2012
- Dimana bedanya...?? -
" Perbedaan antara agama Islam dengan sebuah agama bernama syi'ah "
Berikut ini adalah perbedaan perbedaan yang sangat menonjol antara
agama Islam ( satu satunya agama yang diridhai Allah ) dengan sebuah
agama bernama syi’ah, yang dengannya mudah mudahan kaum muslimin dapat
mengetahui hakikat sebenarnya ajaran sebuah agama bernama syi’ah.
1. Pembawa agama Islam adalah Rasullullah Muhammad Shallallahu'AlaihiWassalam.
Pembawa sebuah agama bernama syi’ah adalah seorang yahudi dari Yaman bernama Abdullah bin Saba’ Al Himyari.
[ Majmu' Fatawa, 4 / 435 ]
2. Rukun Islam menurut agama Islam :
* Dua kalimat syahadat
* Shalat
* Puasa
* Zakat
* Haji
[ HR Muslim no. 1 dari Ibnu Umar ]
Rukun syi'ah ala agama Syi’ah :
* Shalat
* Puasa
* Zakat
* Haji
* Wilayah / kekuasaan
[Lihat Al Kafi Fil Ushul 2/18]
3. Rukun iman menurut agama Islam ada 6 perkara, yaitu :
* Iman Kepada Allah
* Iman Kepada para malaikat
* Iman Kepada kitab kitab
* Iman Kepada para rasul
* Iman Kepada hari qiamat
* Iman kepada qadha dan qadar.
Rukun iman ala agama syi’ah ada 5 perkara, yaitu :
* Tauhid
* Kenabian
* Imamah
* Keadilan
* Qiamat
4. Kitab suci umat Islam Al Qur’an berjumlah 6666 ayat ( menurut pendapat yang masyhur ).
Kitab suci agama syi’ah yaitu Mushaf Fathimah yang berjumlah 17.000
ayat ( lebih banyak tiga kali lipat dari Al Qur’an milik kaum muslimin
).
[ Lihat kitab mereka Ushulul Kafi karya Al Kulaini 2 / 634 ]
5. Adzan menurut agama Islam :
( Allahu akbar ) 4 kali
( Asyhadu allā ilāha illallah ) 2 kali
( Asyhadu anna Muhammadan Rasullullah ) 2 kali
( Hayya ‘alash shalāh ) 2 kali
( Hayya ‘alal falāh ) 2 kali
( Allahu akbar ) 2 kali
( Lā ilāaha illallah ) 2 kali
Adzan ala agama syi’ah :
( Allahu akbar ) 4 kali
( Asyhadu allā ilāha illallah ) 2 kali
( Asyhadu anna Muhammadan Rasullullah ) 2 kali
( Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullah ) 2 kali
( Hayya ‘alash shalāh ) 2 kali
( Hayya ‘alal falāh ) 2 kali
( Hayya ‘alā khairil ‘amal ) 2 kali
( Allahu akbar ) 2 kali
( Lā ilāhaa illallah ) 2 kali
6. Islam meyakini bahwa shalat diwajibkan 5 waktu.
Agama syi’ah meyakini bahwa shalat diwajibkan hanya 3 waktu saja.
7. Islam meyakini bahwa shalat jum’at hukumnya wajib. [ QS Al Jumu'ah : 9 ]
Agama syi’ah meyakini bahwa shalat jum’at hukumnya tidak wajib.
8. Islam menghormati seluruh sahabat Rasullullah dan meyakini mereka
ialah generasi terbaik yang digelari " radiyallah'anhum " oleh Allah. [
QS At Taubah : 100 ]
Agama syi’ah meyakini bahwa seluruh sahabat
Rasullullah telah kafir ( murtad ) kecuali ahlul bait ( versi mereka )
yaitu Salman Al Farisi, Al Miqdad bin Al Aswad dan Abu Dzar Al Ghifari. [
Ar Raudhah Minal Kafi karya Al Kulaini 8 / 245 - 246 ]
9.
Islam meyakini bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang terbaik dari
umat ini setelah Rasullullah, kemudian setelahnya Umar bin Al Khatthab,
lalu Utsman bin ‘Affan, lalu ‘Ali bin Abi Thalib.
Agama syi’ah
meyakini bahwa orang terbaik setelah Rasullullah adalah Ali bin Abi
Thalib, adapun Abu Bakar dan Umar adalah dua berhala quraisy yang
terlaknat. [ Ajma'ul Fadha'ih karya Al Mulla Kazhim hal. 157 ].
10. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasullullah.
Agama syi’ah meyakini bahwa orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasullullah adalah Ali bin Abi Thalib.
11. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah khalifah pertama yang sah.
Agama syi’ah memposisikan Abu Bakar sebagai perampas kekhalifahan dari tangan ‘Ali bin Abi Thalib
12. Islam meyakini bahwa Mu’awiyah bin Abi Sufyan, ‘Amr bin Al ‘Ash dan Abu Sufyan termasuk sahabat Rasullullah.
Agama syi’ah meyakini bahwa mereka pengkhianat dan telah kafir ( murtad ) dari Islam.
*Copas by Friend FB Daun di ujung Pelangi
Minggu, 15 Juli 2012
- Siang dan Malam -
Siang dan Malam
Gambar berikut ini adalah foto yang diambil oleh beberapa satelit Wahana Luar Angkasa Amerika Serikat, NASA, tepat diatas Benua Afrika bagian utara dan Eropa. Nampak lampu-lampu masih menyala di bagian Bumi yang masih gelap...
Foto ini memberikan gambaran yang menakjubkan tentang fenomena "bercampurnya" antara siang dan malam. Ada benang yang sangat tipis yang memisahkan malam dan siang di perbatasan antara keduanya. Fenomena yang membuat kagum para ilmuwan. Dan tidak ada bahasa yang cocok untuk menggambarkan fenomena unik ini kecuali firman Allah Ta'ala :
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ * ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah (berkuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasannya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar".
[QS. Al Hajj ayat 61-62]
SubhanAllah
Gambar berikut ini adalah foto yang diambil oleh beberapa satelit Wahana Luar Angkasa Amerika Serikat, NASA, tepat diatas Benua Afrika bagian utara dan Eropa. Nampak lampu-lampu masih menyala di bagian Bumi yang masih gelap...
Foto ini memberikan gambaran yang menakjubkan tentang fenomena "bercampurnya" antara siang dan malam. Ada benang yang sangat tipis yang memisahkan malam dan siang di perbatasan antara keduanya. Fenomena yang membuat kagum para ilmuwan. Dan tidak ada bahasa yang cocok untuk menggambarkan fenomena unik ini kecuali firman Allah Ta'ala :
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ * ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah (berkuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasannya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar".
[QS. Al Hajj ayat 61-62]
SubhanAllah
*Sumber FP Strawberry
- Ramadhan -
" Bagaimana caranya bersiap siap menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan ? "
Ramadhan adalah bulan kebaikan dan keberkahan. Pahala amal shalih di
dalamnya dilipat gandakan melebihi hari hari di bulan bulan selainnya.
Setan dibelenggu. Pintu pintu surga dibuka. Sementara pintu pintu neraka
ditutup. Maka sudah sepantasnya kita ( kaum muslimin ) menyambut
kedatangan bulan suci Ramadhan dengan penuh semangat. Sebagaimana
musafir yang menyiapkan bekal untuk perjalannya. Dan perlu diketahui
pula, sesungguhnya setan juga sudah menyiapkan godaan godaan - sebelum
ia dibelenggu - melalui berbagai perkara perkara melalaikan, seperti :
sinetron, film,musik, fashion, bermacam macam game online dan
semisalnya. Inilah sebabnya, kaum muslimin harus benar benar serius
dalam mengadakan persiapan menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan ini.
Sungguh berbahagia orang orang yang bisa memanfaatkan bulan suci
Ramadhan sejak dari hari pertama sampai terakhirnya.
Bagaimana caranya menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan ?
1. Kita berdoa kepada Allah agar menyampaikan umur kita kepada bulan
yang sangat mulia ini. Para ulama salaf sudah melakukannya. Mereka
berdoa kepada Allah enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan bulan
suci Ramadhan, lalu enam bulan sesudahnya mereka berdoa agar amal
Ramadhan mereka diterima. Inilah sebabnya kita dianjurkan berdoa kepada
Allah agar membantu kita dalam mempersiapkan bekal terbaik menyambut
kedatangan bulan suci Ramadhan dan dalam menjalankan amal amal shalih fi
syahrin karim ( di bulan yang sangat mulia ini ).
2.
Memperhatikan amal amal shalih yang bersifat wajib, seperti shalat
berjamaah lima waktu sehingga saat bulan suci Ramadhan tiba, tidak ada
pahala besar yang luput dari kita. Usahakan sekuat tenaga, jangan sampai
ada dosa yang menghambat mengalirnya pahala.
3. Membiasakan
shalat malam, berdoa dan tilawatul Qur'an sehingga kita tidak melemah di
pertengahan jalan. Perlu juga disiapkan waktu khusus untuk tilawataul
Qur'an, baik sesudah shalat atau sebelumnya, antara maghrib dan isya'
atau waktu waktu selainnya.
4. Membaca dan mempelajari hukum hukum puasa dari berbagai kitab dan CD rekaman ceramah para ulama.
5. Persiapan untuk berdakwah dengan sarana sarana yang sekiranya
memungkinkan. Misalnya mengadakan kajian kajian, menyebarkan buletin
dakwah, membagi bagikan buku buku keislaman dan semisalnya. Semoga
melalui cara ini, banyak orang mendapat petunjuk sehingga kita mendapat
pahala dari amal amal shalih yang mereka kerjakan.
6.
Membiasakan diri dengan akhlak baik dan menjauhi akhlak akhlak tercela.
Ini bisa dilakukan dengan cara merujuk kepada kitab kitab suluk ( akhlak
) dan bertanya kepada orang orang shalih perihal akhlak mulia yang
diagungkan dalam Islam.
7. Membuat jadwal kegiatan di bulan
suci Ramadhan, seperti kapan membaca Al Qur'an, kapan bersilaturrahim ke
rumah saudara atau kawan, kapan memberikan santunan dan semisalnya.
8. Ikut andil dalam memberikan dan menyajikan hidangan berbuka. Ini
bisa dilakukan dengan cara mengusulkan kepada pengurus masjid untuk
mengadakan acara buka puasa bersama. Minimal sekali selama Ramadhan.
Lebih baik lagi kalau setiap hari.
Semoga Allah memberikan
kesempatan kepada kita semua untuk mencapai bulan suci Ramadhan di tahun
ini. Memberi taufiq untuk beramal shalih dan berbuat kebaikan sebanyak
banyaknya di bulan yang sangat mulia ini. Serta memberkahi umur dan
waktu kita untuk menghiasinya dengan nilai nilai hasanah di bulan penuh
berkah ini.
Aamiin Allahumma Aamiin.
Note : Copas by friend
Sabtu, 14 Juli 2012
- Bagaimana dengan kita..?? -
Begitulah
Musuh Islam, Lalu Bagaimana Sikap Kita...?!
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."
"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"
"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."
"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang..."
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."
(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita...?
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."
"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"
"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."
"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang..."
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:
"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."
(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita...?
Note : Copas by friend
- Postmodernisme -
Postmodernisme, Bahasa dan
Dekonstruksi Makna Islam
Oleh: Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi
"JIKA Anda ingin menaklukan kekuasaan, anda tidak perlu menyerang fisiknya, tapi jajahlah wacananya." Kata-kata itu diucapkan Michael Foucault sebagai awal mula babak baru peran bahasa setelah peradaban modern dipertanyakan oleh kaum Posmo (singkatan Postmodernisme).
Bahwa bahasa kini tidak lagi menjadi alat percakapan antar manusia, tapi dia telah menjelma menjadi senjata untuk membangun kolonilisasi. Ia tidak lagi menjadi netral, tapi subjektif, karena bahasa adalah alat yang dipakai untuk berkuasa.
Impelementasi postmodernisasi bahasa sangat erat terjadi dalam perselingkuhan antara media dan liberalisme. Maka tak heran, makna-makna liberal dan haram diperhalus sebaik mungkin hingga ia menjadi bahasa terpandang bahkan elegan. Riba dipercantik menjadi bunga, sodomi lebih manis disebut homoseks, bahkan pelacur di era posmo ini adalah “profesi” yang paling beruntung. Iya tidak lagi dianggap zina, karena jabatannya lebih terpandang dengan sebutan pekerja seks komersial. Karenanya, tidak heran seorang Sumanto Al Qurthuby, dalam bukunya Jihad Melawan Ekstrimisme Agama mempertanyakan sebagian orang yang risih dengan pelacur. Karena, bagi Sumanto, seorang pelacur derajatnya sama dengan seorang pekerja. “Jika seorang dosen ‘menjual’ otaknya demi mendapatkan honor, apakah tidak boleh seorang laki-laki atau perempuan yang “menjual” alat kelaminnya untuk menghidupi anak-istri/suami mereka?” tanyanya sinis.
Posmodernisme dan Bahasa
Isitlah Postmodenisme pertama kali muncul pada tahun 1917 ketika seorang filsuf Jerman, Rudolf Pannwitz menggunakan istilah itu untuk menangkap adanya gejala nihilisme kebudayaan Barat modern. Dan perbincangan mengenai posmo menjadi ramai ketika Jean Lyotard untuk pertama kalinya menulis studi posmo itu dalam bukunya, The Postmodern Condition: A Report on Knowledge tahun 1984. Hingga saat itulah, istilah Postmodernisme menjadi meluas seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu ciri khas zaman posmo adalah mengacaukan bahasa. Dengan menyebut realitas sebagai teks, posmo memberikan peran besar pada bahasa. Bahasa mengontrol jalan pikiran manusia. Bahkan ia bisa berubah menjadi tiran ketika dipertemukan dengan kekuasaan.
Kita ingat sekali zaman Orde Baru, geliat eufemisme memulai muncul di media-media. Eufemisme sendiri adalah ungkapan kata yang lebih halus untuk menutupi perkataan yang dirasa tidak pas dengan norma umum. Tak pelak, kata-kata seperti “tempat kencing” kemudian dihaluskan menjadi “kamar kecil”. Sebutan "tempat kencing" dirasa tidak cocok jika akan digunakan sebagai percakapan. Maka, kata "kamar kecil" didorong untuk dapat menggantikannya.
Problemnya kemudian, ketika berhadapan dengan kekuasaan, maka makna eufemisme dihadapakan pada berbagai motif dan kepentingan. Ia tidak lagi berperan sebagai penghalusan bahasa, tapi juga mengandung muatan politis kalau tidak ingin disebut cara baru sebuah kekuasaan mengalihkan perhatian rakyat dari kebijakan tidak populisnya.
Sebagai contoh, ketika zaman Orde Baru penangkapan para aktivis politik menjadi fenomena umum, maka untuk meredam gejolak rakyat, kata “ditangkap” kemudian diperhalus menjadi “diamankan”. Seolah-seolah pemerintah ingin mengatakan penangkapan tersebut adalah bagian dari upaya stabilisasi keamanan nasional. Begitu juga dalam konteks ekonomi, geliat ekonomi yang memaksa pemerintah menaikkan bahan komoditi pun memaksa pemerintah menjalankan eufemisme untuk memperkenalkan kata “Penyesuaian harga” daripada “Kenaikan harga bahan pokok”.
Maka sudah barang tentu, karena kebijakan Orde Baru yang sangat sekular dan mengekang aktifis Islam, eufemisme mulai menjalar pada tema-tema yang sangat sensitif dengan kepentingan umat Islam dan konsep Islam itu sendiri. Di sinilah liberalisme menemukan tempat berselingkuh yang tepat, yakni menjalin relasi dengan kuasa. Dan apa yang dimaksud oleh Dominic Strinati dalam Theories of Populer Culture-nya bahwa media massa dan rupa budaya populernya akan mengendalikan hubungan sosial masyarakat menjadi keniscayaan. Jadi, bukan masyarakat yang membentuk realitas, tapi media lah yang memiliki kuasa untuk mendefinisikan realitas.
Hingga hari ini, masyarakat Indonesia dibuat permisif dengan berbagai tindak kemaksiatan karena kata-kata zina, sodomi, kafir, murtad menjadi tenggelam dengan istilah-istilah seperti selingkuh, homoseksual, non muslim, dan konversi agama. Belum lagi istilah-istilah khas Barat yang sama sekali tidak ditemukan dalam Islam tapi coba dicari landasan Qur’aninya seperti liberalisme, sekularisme, pluralisme, gender, multikulturalisme, fundamentalisme dan lain sebagainya. Maka tidaklah heran, banyak sekali akting-akting pria memerankan identitas wanita laris di zaman Posmo ini. Karenanya, sebutan gay menjadi terpandang ketimbang pelaku sodomi. Inilah yang dimaksud Foucault dengan penjajahan wacana.
Penjajahan wacana lainnya dapat terlihat dari kata gGender yang diproduksi kaum liberal dan disosialisasikan lewat media. Gender sama sekali tidak pernah ada dalam kamus bahasa Islam. Istilah gender yang disebut dalam Women’s Studies Encyclopedia sebagai “suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat,” sama sekali bertentangan dengan Islam. Karena Islam menjelaskan relasi antara pria dan wanita bukan dengan produk budaya maupun akal pikiran manusia, tapi langsung berangkat dari Qur’an dan Sunnah nabi tercinta.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Jadi, di dalam al-Qur’an sangat jelas, bahwa seorang laki-laki dan perempuan akan diikat dengan keimanan dan beramal menjadi tugasnya sebagai konsekuensi seorang hamba yang sholeh. Al-Qur’an tidak mendelegasikan seorang laki-laki perempuan untuk menjadi budak budaya, karena tidak selamanya budaya paralel dengan hukum Islam.
Kembali kepada Bahasa Islam
Maka itu umat Islam saat ini memang didorong untuk tidak terjebak pada konstruk wacana yang ramai di zaman postmodern ini. Sungguh Islam telah memiliki bahasa sempurna yang langsung berangkat dari al-Qur’an. Kekuatan Redaksi al-Qur’an terlihat erat ketika banyak para sahabat Nabi yang kemudian masuk Islam hanya karena mendengarkan ayat-ayat Qur’an. “Saat aku mendengarkan al-Qur’an maka hatiku menjadi luluh, menangis, hingga aku masuk Islam,” begitu kesaksian Umar bin Khathtab RA.
Kata murtad, misalnya, lebih adil ketimbang konversi agama. Karena dalam Islam, sebuah istilah akan terkait dengan sebuah makna dan hukum tertentu. Ketika seseorang mendengar kata murtad, ia akan langsung terhantar kepada ayat Qur’an dan hadis-hadis yang menjelaskan mengenai hukuman orang keluar dari Islam.
Begitu juga dengan zina. Bahasa zina akan lebih efektif menjaga moral saat laki dan perempuan menjalin relasi antara keduanya, karena al-Qur’an mengingatkan bahwa mendekati zina akan membawa dampak tidak baik kepada seorang mukmin, karena dalam konteks mendekati saja ia kemudian diharamkan terlebih dengan perbuatannya itu sendiri. Karenanya, Sayyid Quthb dalam bukunya Indahnya Al Qur’an Berkisah menjelaskan mengapa sebagai sebuah kitab suci, al-Qur’an dapat melumpuhkan bangsa Arab. Pakar sastra ini berkesimpulan rupanya al-Qur’an tidak saja kaya dengan susunan redaksinya, tapi juga mengikat beberapa ayat dengan unsur tasyri (penetapan hukum) yang dirasa adil, detail, dan amat tepat digunakan dalam setiap zaman.
Hal senada juga dikatakan Syed Naquib Al Attas. Dalam bukunya, The Concept Education in Islam, pendekar Ilmu dari Melayu ini mengatakan bahwa Islamisasi yang dilakukan Rasulullah SAW dengan tanda turunnya wahyu menjadikan bahasa sebagai media yang sangat penting. Bahwa hal pertama yang dilakukan al-Qur’an adalah merombak struktur semantik konsep-konsep kunci dalam bahasa Arab Pra Islam dan memberinya makna baru seperti kata Allah, Haji, maupun nikah.
Karenanya, permasalahan bahasa bukanlah permasalahan sepele dalam Islam. Bahasa dalam Islam adalah media yang mengantarkan seorang mukmin kepada Ilahnya, bukan kemudian mengaburkan konsep baik-dan buruk seorang manusia hingga terjerembab kepada kemerosotan akhlak.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “Yang demikian itu (bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab) karena bahasa arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada Rasul yang paling mulia (yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam) dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia di atas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al-Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surat Yusuf). Wallahu a’lam.*
Penulis peminat masalah keagamaan dan pengarang Novel “The Brain Charger”
Selasa, 10 Juli 2012
- Telur & Tempe -
Kisah Telur dan Tempe Gosong*
Suatu malam, ibu yg bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari,
membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai
menghidangkan makan malam utk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata
sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.
Suatu malam, ibu yg bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari,
membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai
menghidangkan makan malam utk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata
sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.
Sayangnya krn mengurusi adik yg merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong!
Ibu sedikit panik, tapi tdk bisa berbuat banyak.
Kami menunggu dgn tegang apa reaksi ayah yg pulang kerja pasti sdh capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.
Luar biasa! Ayah dgn tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan
ibu dgn tersenyum, dan bahkan berkata, "Bu terima kasih ya!" Lalu ayah
terus menanyakan kegiatan sy & adik di sekolah.
Selesai
makan, masih di meja makan, sy mendengar ibu meminta maaf krn telor
& tempe yg gosong itu & satu hal yg tidak pernah sy lupakan
adalah apa yg ayah katakan:
"Sayang, aku suka telor & tempe yg gosong."
Sebelum tidur, sy pergi utk memberikan ciuman selamat tidur kpd ayah,
sy bertanya "apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?"
Ayah memeluk sy erat dg kedua lengannya & berkata, "Anakku, ibu sdh
bekerja keras sepanjang hari & dia benar-benar sdh capek,Jadi
sepotong telor & tempe yg gosong tdk akan menyakiti siapa pun"
Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yg sangat
penting utk menciptakan sebuah hubungan yg sehat, bertumbuh & abadi.
Ingatlah emosi tdk akan pernah menyelesaikn masalah yg ada, jd
selalulah berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti
punya alasannya sendiri.
Janganlah kita menjadi org yg egois hanya mau dimengerti, tapi tdk mau mengerti.
Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN.
- Dee -
Note : Copas by milist
Senin, 09 Juli 2012
- S U J U D -
Wahai saudaraku
Di saat manakah wajah-wajah kita mampu memancarkan cahaya yang berseri-seri
Hingga bekas sujud tampak memancar dari dahi-dahi yang setiap saat
tersungkur bersujud menciumi bumi, sebagai tanda ketundukan pada Sang
Maha Perkasa. Mata yang
senantiasa mengalirkan tetesan air, dalam bermunajat panjang di
penghujung malam. Saat manusia terlena dalam tidur panjang dalam pelukan
selimut hangat
Mata yang senantiasa terjaga karena keyakinan akan cahaya kekuatan di balik kegelapan yang hampa
Di hamparan sepertiga akhir malam, cahaya Syurga menyelimuti hati
mereka yang mengisinya dengan berdiri, rukuk dan sujud. Bersimpuh di
hadapan-Nya, menuturkan seluruh keluh hati. Mengasah hati nurani, agar
senantiasa peka, tersinari oleh cahaya Ilahi
Saudaraku…
Inilah saat-saat terindah, di mana kita bisa berdoa memohon ampun
kepada Sang Khaliq. Dalam keheningan panjang yang damai. Di saat yang
sama bertasbih semua makhluk alam lainnya, memuja Kebesaran-Nya.
Menangisi kelemahan diri yang masih saja terseret oleh arus dunia fana.
Rasulullah Muhammad Salallahu'alaihi Wassalam: “Bahwa mata yang tak
akan tersentuh api neraka adalah mata yang ribath (berjaga-jaga) di
batas tapal negeri untuk menghadapi serangan musuh, dan mata yang
senantiasa menangis karena takut kepada Allah Subhanau Wa Ta'ala akan
dosa-dosa”.
Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membalas dan
menyelamatkannya dari neraka, sebab air mata yang mengalir yang lahir
dari getaran yang teramat dalam, dari hati yang rindu kepada wajah-Nya
Saudaraku…
Adakah yang lebih indah di sepertiga malam akhir, selain sujud di hadapan-Nya dengan bercucuran air mata ?
Hingga bekas sujud tampak memancar dari dahi-dahi yang setiap saat tersungkur bersujud menciumi bumi, sebagai tanda ketundukan pada Sang Maha Perkasa. Mata yang senantiasa mengalirkan tetesan air, dalam bermunajat panjang di penghujung malam. Saat manusia terlena dalam tidur panjang dalam pelukan selimut hangat
Mata yang senantiasa terjaga karena keyakinan akan cahaya kekuatan di balik kegelapan yang hampa
Di hamparan sepertiga akhir malam, cahaya Syurga menyelimuti hati mereka yang mengisinya dengan berdiri, rukuk dan sujud. Bersimpuh di hadapan-Nya, menuturkan seluruh keluh hati. Mengasah hati nurani, agar senantiasa peka, tersinari oleh cahaya Ilahi
Saudaraku…
Inilah saat-saat terindah, di mana kita bisa berdoa memohon ampun kepada Sang Khaliq. Dalam keheningan panjang yang damai. Di saat yang sama bertasbih semua makhluk alam lainnya, memuja Kebesaran-Nya. Menangisi kelemahan diri yang masih saja terseret oleh arus dunia fana.
Rasulullah Muhammad Salallahu'alaihi Wassalam: “Bahwa mata yang tak akan tersentuh api neraka adalah mata yang ribath (berjaga-jaga) di batas tapal negeri untuk menghadapi serangan musuh, dan mata yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah Subhanau Wa Ta'ala akan dosa-dosa”.
Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membalas dan menyelamatkannya dari neraka, sebab air mata yang mengalir yang lahir dari getaran yang teramat dalam, dari hati yang rindu kepada wajah-Nya
Saudaraku…
Adakah yang lebih indah di sepertiga malam akhir, selain sujud di hadapan-Nya dengan bercucuran air mata ?
- Dee-
note : copas by friend
note : copas by friend
- Senin & Kamis -
" Puasa Senin Kamis terbukti memicu proses protektif di otak kita "
Berpuasa sudah lama diketahui sangat baik untuk kesehatan. Namun
saat ini, manfaat berpuasa untuk kesehatan semakin terbukti secara
ilmiah. Bahkan para peneliti dari United States National Institute of
Ageing menyarankan bahwa ada baiknya kita mulai kembali berpuasa Senin
Kamis, sebab terbukti puasa dua hari dalam satu pekan sangat bermanfaat untuk kesehatan hormon dan perubahan metabolisme.
Saat ini ada bukti kuat bahwa berpuasa dua hari dalam satu pekan
sangat baik dan bermanfaat. Puasa yang dimaksud di sini adalah
mengonsumsi makanan hanya sekitar 500 - 800 kalori. Bandingkan dengan
asupan harian sekitar 2.000 kalori untuk perempuan dan 2.500 kalori
untuk pria.
Asupan itu bisa menurunkan tingkat pertumbuhan
hormon yang terkait dengan kanker dan diabetes. Tak ketinggalan juga,
mengurangi kolesterol buruk LDL dan lemak dalam darah. Sedangkan radikal
bebas juga menurun. Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa
tingkat peradangan dapat berkurang. Bahkan, disebutkan pula berpuasa dua
hari dalam satu pekan dapat melindungi otak. Maka, risiko penyakit
degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson pun bisa dikurangi.
“ Menurunkan secara drastis asupan makanan terbukti memicu proses
protektif di otak kita. Ini sama dengan memperoleh efek tambahan di saat
kita berolahraga. ” ujar Prof. Mark Mattson, kepala bagian saraf di
United States National Institute on Ageing.
Kesimpulan itu
diperoleh dari hasil penelitian terhadap sekelompok perempuan yang
mengalami obesitas ( kelebihan berat badan ), yang menjalani diet 1.500
kalori sedangkan kelompok lain hanya 500 kalori selama dua hari.
Ternyata hasilnya menggembirakan. Kedua kelompok memang mengalami
penurunan berat badan. Namun, kelompok yang berpuasa ( hanya menerima
asupan 500 kalori ) ternyata mengalami kemajuan lebih pesat. Menurut
peneliti, mereka mengalami peningkatan sensitivitas insulin. Ini berarti
mereka mempunyai kendali tingkat gula darah yang lebih baik.
-Dee-
note : copas by friend
Minggu, 08 Juli 2012
- Syiah dan Yahudi -
" Abdullah bin Saba', pencipta dan pendiri sebuah agama bernama syiah, ternyata benar benar seorang yahudi "
Syi'ah identik dengan nama Abdullah bin Saba'. Sudah banyak sumber yang
mengulas siapa sebanarnya Abdullah bin Saba' ini. Namun
jewishencyclopedia menurunkan keterangan khusus sehubungan dengan orang
yang disebut sebut sebagai pencipta dan pendiri sebuah agama bernama
syi’ah ini.
Menurut
jewishencyclopedia, Abdullah bin Saba' adalah benar benar seorang yahudi
dari Yaman. Ia hidup di abad ke tujuh, menetap di kota Madinah dan
berpura pura memeluk agama Islam. Ia begitu sering mengkritik kebijakan
khalifah Utsman bin Affan radiyallahanhu. Setelah salah satu kritiknya
disampaikan secara negatif, ia diusir dibuang dari kota Madinah. Dari
kota Madinah, ia pergi ke Mesir, di mana disana ia mendirikan sebuah
sekte anti Utsman, dan berlindung dengan cara sangat gencar
mempromosikan kepentingan Ali bin Abi Thalib radiyallahanhu.
Di
Mesir, ia memperoleh pengaruh sangat besar, dan merumuskan doktrin
doktrin sesat untuk kepentingan dirinya sendiri dan kelompoknya. Pada
awalnya, ia dikenal sebagai penyebar ajaran Abdullah. Ketika Ali bin Abi
Thalib radiyallahanhu menjadi khalifah, ia berusaha keras menjilat Ali
dengan mengatakan : “ Anda adalah Anda ” , dengan maksud mengultuskan
Ali.
Tidak hanya berada di balik pembunuhan Utsman bin Affan
radiyallahanhu, Abdullah bin Saba' juga berperan besar atas pembunuhan
Ali bin Abi Thalib radiyallahanhu.
Ketika Ali sudah terbunuh, ia
mengatakan : " Ali masih hidup, dan tak pernah terbunuh, sebagian dari
ketuhanan itu tersembunyi di dalam diri Ali, dan setelah waktu tertentu,
Ali akan kembali ke bumi untuk menegakkan keadilan. "
Dalam
konteks ini, Abdullah bin Saba' sudah jelas jelas meletakkan konsep
sesat dan menyesatkan yaitu Ali sama seperti Mesias dalam keyakinan
Kristen. Keyakinan sesat dan menyesatkan ini, sampai detik ini terus
melekat di dalam hati dan pikiran sebagian besar pengikut dan pemeluk
sebuah agama bernama syi’ah.
- Dee -
Langganan:
Postingan (Atom)