Kamis, 25 Agustus 2011

Perempuan itu menangis...

Hmm..hujan sedari pagi masih saja awet, tidak terlalu deras hanya gerimis rapat saja, tapi cukuplah membuat kerudungku basah saat harus berkegiatan di luaran sana..suasana begini sungguh membuatku sangat nyaman, nyaman melakukan apapun terutama bercengkrama dengan koneksi dan laptopku..haha bukannya setiap hari juga begitu..

Mendungnya langit membuatku teringat pada suatu kali saat aku masih bertugas di aceh tengah, seperti biasa aku selalu melakukan traveling sendirian, selain aku suka karena itu memang konsekuensi pekerjaanku yang mengharuskan mandiri. bekerja untuk perempuan dan anak di pelosok gunung dan desa adalah hal yang sangat kucintai, karena salah satu alasannya adalah aku tidak butuh berpura-pura dan dandan habis-habisan..hehe yaiyalah masa mau pertemuan di desa mesti ke salon dulu..

Hari itu seingatku hari senin, karena seperti biasanya setelah melakukan kegiatan bersama anak-anak di hari minggu, maka senin aku harus kembali ke kota dan mebuatkan laporan kegiatan di kantor seperti biasanya. aku menggunakan bis antar kota untuk kembali ke kotaku, aku sengaja memilih tempat duduk di samping jendela karena aku suka mengembarakan pikiranku kemanapun aku mau disaat-saat seperti itu, atau hanya sekedar membaca buku yang memang selalu aku bawa sebagai pengusir kejenuhanku.

Tepat di salah satu kecamatan yang di lalui bis itu naiklah seorang perempuan, yang aku taksir mungkin usianya sekitar 40an atau menjelang 50an, dari awal dia naik terlihat raut wajah yang sangat muram..dia duduk tepat bersejajaran dengaku hanya saja di seberang bangku sana, di sebelahnya kosong tidak ada penumpang. tidak ada yang menarik aku kembali meneruskan lamunanku sembari menikmati pemandangan alam yang memang indah. berselang 10 menit kemudian aku seperti di tarik paksa untuk mengalihkan pandanganku terhadap si perempuan tersebut, dari tempatku duduk aku bisa melihat bahunya naik turun, tangannya menutup wajahnya menggunakan kerudung yang terjulur menutupi dadanya..aku bingung, lama aku perhatikan baru kemudian aku tau kalau ia sedang menangis. dari tarikan nafas dan naik turunnya bahu aku perkirakan kalau tangisannya adalah tangisan kemarahan bukan kesedihan.. huff..  beribu pertanyaan muncul di kepalaku dan semua pertanyaan berawal dengan " kenapa? ada apa? " aku ingin menghampirinya sekedar memegang tangannya atau merangkul bahunya seperti biasa aku lakukan ketika aku menjadi konselor di Trauma center disaat ada klien perempuanku yang menangis. tapi saat itu aku tidak berani melakukannya, aku khawatir dia akan tersinggung dan terganggu..aku hanya diam dengan beribu pertanyaan yang berontak di otakku. 15 menit kemudian aku melihat nafasnya sudah mulai teratur..aku pikir dia sudah lega karena sudah melampiaskan kemarahannya dengan menangis, untung saja suara musik di bis itu sangat hingar bingar sehingga tangisannya meskipun dalam diam tidak terlihat mencolok.

Ahhh..kita perempuan kadang memang hanya butuh menangis untuk meluapkan emosi kita, ada banyak alasan kenapa kita menangis, bahagiakah? terharukah, kehilangankah atau terluka.. tidak perlu alasan yang muluk-muluk kalau memang ingin menangis untuk melegakan perasaan kita. tapi tidak untukku menangis memang tidak akan membuatku lemah, tapi menangispun tidak membuatku kuat.. aku sangat menghindari menangis, apalagi hanya menangisi cinta yang pergi..bagiku tidak penting, hal yang membuatku menangis adalah keluarga, penderitaan sekitarku dan dosa-dosaku..kalaupun aku pernah menangisi hatiku yang patah, cukuplah sekali perbuatan konyol itu aku lakukan karena seekor keledai pun tidak ingin jatuh ke lubang yang sama.

Menangis memang cara lain kita untuk meluapkan perasaan, tapi kenapa kita tidak menyampaikannya secara lisan saja? berbicara apa yang kita rasa, apa yang kita mau apa yang kita tidak mau.. kenapa perempuan terkadang sangat sulit mengungkapkan apa yang dia mau? karena budaya malukah? lantas kalau dengan budaya malu kita akan selalu di sakiti apa itu baik untuk kesehatan batin kita? aku yakin lelaki juga akan mampu memahami perempuan kalau dia mampu untuk mengungkapkannya dengan verbal apa yang dia mau. tapi memang tidak semua kita mampu melakukan itu, kembali ke pola asuh keluarga bagaimana anak perempuan di didik dan di besarkan.

sayup-sayup aku mendengarkan lagunya rita efendy yang salah satu liriknya adalah, hati perempuan menyimpan kasih sayang tak terbatas waktu tak kenal usia..kesabaran perempuan seluas samudera ada ketegaran dalam kelembutan perempuan, ada kelembutan dalam ketegaran...

So kalau merasa perempuan hebat ;) speak up galls.. karena kita adalah mitra laki2, bukan atasan apalagi bawahan..kesempatan kita sama..yang membedakan kita dengan laki-laki adalah hanya kodrat yang Allah berikan pada kita yaitu 4M Menstruasi, Mengandung, Melahirkan dan Menyusui..;)

Lhokseumawe 25 Ramadhan 1432 H
Aku Perempuan

2 komentar:

  1. menangis, aku juga tidak begitu suka menangis, walaupun sekarang sering melakukannya :-< tapi kebanyakan menangisku karena marah seh bukan karena sedih, walau tidak juga melegakan, hanya saja emosi toh harus segera dikeluarkan,, yah begitulah,,

    -aku juga perempuan-

    BalasHapus
  2. hahaha menangislah proporsional :p

    BalasHapus