Jumat, 26 Agustus 2011

Hujan sore itu..

Sore itu aku melihat awan begitu gelap, aku perkirakan sepertinya sebentar lagi langit akan menumpah ruahkan airnya. aku harus bergegas pulang jika tidak ingin kehujanan, maklumlah pegawai biasa sepertiku sejauh ini hanya mampu beli sepeda motor sebagai saranaku berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. aku bergegas merapikan meja kerjaku, mematikan laptopku serta mengunci laci-laci mejaku serta tak lupa aku sapa beberapa teman yang masih merapikan kerjaannya sembari aku berlalu dari mereka, hanya sapaan basa basi menjelang pulang kerja. aku selalu sendiri karena aku lebih nyaman sendiri untuk saat ini, tidak ada teman kerjaku yang kuanggap cukup dekat denganku, semua terlihat biasa di mataku.

Sampai di parkiran aku melihat ke atas langit, satu persatu gerimis mulai turun..ah sepertinya hujan akan sangat deras, baiknya aku tidak lansung menuju rumah karena aku pasti akan basah sedangkan bawaanku banyak, karena aku membawa sebagian pekerjaanku kerumah..aku nyalakan kuda besiku maka melaju anggunlah aku di sore yang padat itu, tujuanku hanya satu yaitu cafe tempat biasa aku menghabiskan waktu sendiriku atau sekedar hang out bersama teman. aku memilih tempat itu karena memang disitu suasananya nyaman dan tidak berisik, dengan interior yang semi klasik semakin mendukung suasana mendung di sore itu.

sampai di cafe itu aku parkirkan motorku di tempat biasa, aku melenggang santai masuk sambil menebarkan senyuman ke beberapa pelayan cafe yang wajahnya sudah familiar bagiku, satu diantara mereka dengan ramahnya bertanya " sendirian nih mba? teman-temannya mana? " aku menjawab singkat masih dengan nada sumringah " iyah niy yang lain lagi pada sibuk.. " aku memilih meja yang hanya menyediakan dua kursi, tepat menghadap jendela yang memanjang dari atas..pikirku tempat ini memang selalu menawarkan keteduhan, dari jendela ini aku bisa memandang awan hitam, air hujan yang perlahan tapi pasti mulai membasahi bumi..ah Alhamdulillah aku tiba tepat pada waktu hujan mulai turun.. seorang pelayan datang menghampiriku dan bertanya aku mau pesan seperti biasa atau ada tambahan lainnya, aku tersenyum manis dan mengatakan " seperti biasa saja mas " yah seperti biasa aku suka kopi hitam original dengan sedikit gula karena aku tidak terlalu suka manis dan di temani sepotong roti keju. sembari menunggu pesananku datang aku mengedarkan mataku sekedar melihat sekelilingku, tampak ada beberapa meja yang terisi selebihnya kosong dan sepi, ada 2 pasangan muda mudi, aku menebak mereka adalah pasangan kekasih, serta di meja lainnya ada kumpulan cewe-cewe dan cowo-cowo, pikirku mereka mungkin mahasiswa yang sedang membahas sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan kampus, karena sesekali terlihat mereka tergelak dalam tawa saat sedang memerankan salah satu gaya dosen mereka...ah mereka sama saja seperti dulu saat masih menjadi mahasiswa.

Lima menit kemudian orderanku datang disaat aku sudah mulai sibuk dengan laptopku kembali, ini yang membuat aku betah berlama-lama di cafe ini, karena mereka menyediakan wifi gratis bagi para pengunjungnya. aku seperti terlarut dalam dunia mayaku saat si pelayan mengantarkan pesananku sampai aku tidak tersadar ketika dia mengucapkan " silahkan dinikmati kopinya mba...." telat menyadarinya si mas pelayan tadi sudah berlalu sebelum aku mengucapkan terima kasih. ya sudhhlah toh nanti aku juga bisa mengucapkan terima kasih kepadanya saat aku akan pergi. Derasnya hujan di luar membuatku berhenti menatap laptop yang sedang menampilkan berita tentang politik yang sangat menjelimet di negeri ini, petir dan kilat terlihat menyambar membiaskan cahaya terang..ini terlalu bahaya untuk aliran listrik pikirku, aku matikan laptopku dan telpon genggamku demi keamananku, sebaiknya aku baca buku saja. 

Langit masih saja gelap, angin juga masih kencang berhembus, sementara waktu hampir azan magrib di kota ini, aku baru tersadar kalau aku sedang kedatangan tamu jadi tidak perlu sholat, ya sudah aku kembali meneruskan bacaanku, buku yang tidak pernah bosan aku membacanya, buku yang di berikan oleh seseorang di masa lalu, seseorang yang membuat aku begitu mencintai bintang, seseorang yang betah berjam-jam bercerita tentang angkasa dan bintang-bintang, bahkan dia hafal semua rasi bintang, warna-warna bintang, apa saja mengenai bintang, aku ga tau kenapa dia begitu menggilai bintang, katanya " aku suka banget kerlipnya, coba deh kamu liat diatas sana tuh..sambil menunjukkan bintang-bintang itu padaku, aku melihat sorot mata yang berbinar ketika dia bercerita tentang bintang. sejak saat itu aku mulai mencintai bintang meskipun aku tidak hafal rasi, nama dan warna bintang, yang aku tahu kerlipnya memang indah dan aku suka. 

Aku menutup bukuku dan beralih melihat keluar jendela, hari perlahan sudah malam, air hujan masih saja berlomba-lomba turun ke bumi. ingatanku kembali kepada saat itu, suatu malam di kota itu, di kota pertama kali aku bertemu dengannya. Sore itu dia menjemputku di kampus hanya sekedar ingin ngobrol dan duduk santai melepas rindu yang tertahan di hati karena hampir sebulan tidak bertemu. kami bercerita tentang apa saja, tentang pekerjaannya, tentang kegiatanku di kampus, sampai tidak terasa waktu menunjukkan jam 9 malam, lalu kami pun bergegas pulang karena tidak ingin kehujanan maka dia melajukan sepeda motornya dengan kecepatan yang tak seperti biasanya, bukan masalah buatku karena hal itu juga biasa aku lakukan saat-saat genting dan butuh cepat, Alhamdulillah sampai saat ini aku masih selamat. Sampai setengah perjalanan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, sebenarnya dari sore tadi sudah mendung tapi bukan mendung yang pekat. Tentu saja aku dan dia kebasahan meskipun sudah berusaha teduh di sebuah emperan toko yang tertutup tetap saja tempiasan air mengenai ujung-ujung jeansku. aku ingat saat itu ada beberapa orang yang sedang berteduh juga, mungkin nasib mereka sama sepertiku terjebak hujan yang mendadak sehingga tanpa persiapan. berselang sepuluh menit hujan tak kunjung reda, aku lihat jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 21.15 wib, aku mengusulkan padanya " mas gimana kalo kita terobos aja hujannya, mantel hujannya buat ngebungkusin tasku aja, karena aku bawa buku-buku kuliah nih " kataku.. dia dengan sedikit terpaksa mengikuti saranku meski berat, karena dengan alasan dia tidak ingin aku sakit karena hujan, aku berusaha meyakinkan dia kalau hujan tidak akan membuatku sakit, setelah sedikit tarik ulur maka kami meneruskan perjalanan dan hujan-hujanan..aahh kalau di ingat-ingat aku suka sekali suasana saat itu, aku dekap tasku di dada sambil menengadahkan kepalaku keatas langit menahan air hujan..indahnya hujan ini, aku suka dan dia pun suka...kami menikmati perjalanan pulang itu dengan kecepatan sepeda motor yang di jalankan dengan santai karena aku ingin menikmati setiap air hujan yang turun dari langit.

Sapaan dari seorang teman yang mengenalku, membuat lamunanku buyar.. aku jawab balasan sapaannya sekena saja karena seperti biasa, aku tidak terlalu suka berbasa basi.. aku lihat jam di tangan sudah pukul 20.00 wib dan hujan juga sudah tinggal gerimis halus, ah sebaiknya aku pulang saja, aku sudah terlalu lama disini larut dalam lamunan masa lalu dan ini tidak baik untukku. aku bergegas menutup buku, merapikan barang-barangku menyelipkan uang di sela cangkirku, setelah aku tandaskan kopiku yang sudah dingin, kemudian aku bergegas keluar dari cafe itu seraya melemparkan senyuman ramahku kepada beberapa pelayan yang ada, seperti biasa mereka akan mengatakan sesuatu, seperti.." hati-hati di jalan ya mba..sampai ketemu lagi.." aku balas dengan senyum manis dan berkata " makasih ya mas cafenya enak buat melamun " sambil terderai tawa ringanku..   aku berlalu meneruskan langkahku dan kembali ke kehidupan nyataku, bertarung dengan hidupku.

Rendevous Cafe
Aku dan kopi hitamku...



2 komentar:

  1. aku lelahhhhhhhhhhhhh,, kangen hujan dan bintang juga, kangen masa2 itu :(

    BalasHapus
  2. Berhentilah sejenak untuk menikmati hujan, matahari, bulan dan bintang ;)

    BalasHapus