Minggu, 23 September 2012

- Dunia dalam Diam -


" Kebahagian kita tumbuh berkembang ketika kita turut membantu orang lain, waktu luang yang kita miliki mungkin adalah ladang amal agar kita bisa lebih banyak berbuat, karena suatu saat ketika kita telah terbatas dalam waktu, kita hanya akan berkata, andaikan saja dulu....."

Quote dari seorang sahabat lama dunmay sungguh sangat menginspirasi to do better in every day, melayani dan memberikan kepada sesama, melakukan apa yang bisa di lakukan demi kebaikan. Kalimat motivasi itu tercetus ketika di suatu saat kita sedang membicarakan tentang kehidupan kita masing-masing. Entah apa maksud kalimat itu.. Thanks be..

Okay cukup basa basinya, karena sebenarnya yang ingin aku ceritakan adalah pengalaman baruku, pengalaman yang bersentuhan dengan dunia baru yang sedang kujalani saat ini. Bertahun-tahun aku bekerja untuk anak, baik untuk anak-anak dengan masa lalu pahit trauma masa perang (konflik) sampai pada anak-anak korban bencana alam di beberapa daerah, sebagian sudah pernah aku ceritakan . banyak ragam dan corak yang sudah aku temuin dan ini menambah kekayaan batinku(inshaAllah), merasa harus selalu bersyukur bahwa aku di berikan kehidupan yang lebih baik, tidak harus merasakan konflik berkepanjangan secara lansung, tidak menjadi korban bencana alam secara lansung, hanya imbasnya saja yang sangat terasa dan tentu saja tetap membekas di ingatan.

Sampai kemudian aku berkenalan dengan dunia akademisi dan ini totally different dengan kegiatanku sebelumnya, tapi its okay jalani saja, toh berbagi itu bisa dengan berbagai cara tidak terbatas pada ruang dan waktu. Hingga akhirnya tawaran itu datang, tawaran yang sebelumnya tidak pernah terduga.. yaitu di minta menjadi salah satu terapis anak “ autis “ disebuah sekolah anak autis, kalau selama ini aku hanya mengenal istilah autis dari buku-buku bacaan, artikel-artikel dan cerita-cerita dosen ketika masih dikampus. Tapi kali ini aku di minta menjadi salah satu terapis dan bagian dari mereka. Can u imagine? Ini sungguh hal baru yang sangat menantang.. berhadapan lansung dengan anak autis ini sungguh hal yang sangat “ mengerikan “ itu pikirku saat itu, tapi ternyata tidak..justru sangat menyenangkan, cukup 2 minggu masa observasi hingga akhirnya aku mendapat kesempatan berhadapan lansung dengan “ anakku “ , jangan ditanya groginya dan mati gaya saat I don’t have any idea what should I do. Kebayang dong dunia diam mereka yang tidak peduli sekeliling dan aku harus masuk dalam lingkaran itu.

Tapi Alhamdulillah masa-masa adaptasi dapat aku lalui dengan baik, I have own my way mengenai bagaimana cara aku menangani mereka, dengan berbekal rasa pede yang dua belas aku mulai masuk dalam dunia mereka, berusaha mencari cara-cara sendiri, mulai sering-sering searching tentang jenis-jenis terapi apa saja yang harus di berikan ke mereka, di tambah dengan pedoman yang ada di sekolah terapis maka saat ini aku sungguh sangat menikmati dunia diamku dengan mereka. Sedikit saja progress kecil dari mereka itu sungguh kebahagiaan luar biasa bagi terapisnya.  Meskipun pada awalnya sering sekali emosi ini bergejolak merasa sedih dengan segala keterbatasan mereka, apalagi saat bertemu para orang tua mereka yang sangat antusias mengantarkan anak-anaknya mengikuti terapi setiap hari. Sungguh mereka orang tua – orang tua yang luar biasa. Mampu dengan ikhlas menerima anak special dari Allah SWT, sering sekali aku temui para orang tua saling berbagi pengalaman sesama mereka, saling menguatkan dan saling berbagi kekhawatiran serta tips-tips yang sangat membantu.

Berhadapan dengan anak-anakku yang special itu harus pintar-pintar menjaga mood mereka dan mood terapis juga, bukan sekali dua kali kerudungku menjadi sasaran tarikan mereka, kadang jempol yang kejepit meja atau sekedar mainan balok-balok yang terbang keatas dan mendarat dengan suksesnya di kepalaku dan dengan manisnya mereka tidak perduli, mending tidak perduli kadang itu malah dianggap kesenangan mereka, belum lagi menghadapi anak yang tiba-tiba tantrum (mengamuk) mengendalikannya kadang-kadang tidak mungkin dilakukan sendiri dengan resiko kena tendang dan tamparan itu sudah biasa..hihi mestinya terapis autis itu di bekali ilmu ngeles yah.. atau ilmu bela diri.

Diluar pengalaman-pengalaman yang bagai nelan pil kina, pengalaman bahagia juga banyak, bahagia ketika bertemu orang tua dan mereka bercerita bagaimana progress anak di rumah, atau ada hal-hal tertentu yang sudah berhasil di lakukan anak tanpa bantuan terapis. How ever aku mulai jatuh cinta pada anak-anak itu, seperti saat lalu-lalu aku jatuh cinta pada anak-anak dimanapun aku di tugaskan bekerja untuk mereka. Anak-anak selalu saja menarik untuk di bahas dan di observasi, dunia anak itu sungguh menyenangkan apapun keluh kesahnya, bagaimanapun perang memporak porandakan mereka tetap masa kanak-kanak itu indah dengan masing-masing kisahnya.

I don’t know sampai kapan aku akan berada bersama mereka, bergelut dengan dunia diam mereka, dunia diam yang juga merasa akan ketulusan dan kasih sayang.  Seperti biasa kemana angin berhembus kesitulah diri ini akan melayang..

Buat anak-anak specialku note ini aku dedikasikan buat kalian, someday kalian akan membaca ini.. teruslah berusaha mandiri.. kalian tidak beda, kalian sama…sama specialnya dengan anak-anak lainnya di muka bumi ini… karena kalian adalah hadiah “ ISTIMEWA “ dari sang Pencipta.

-Dee-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar