Senin, 05 Maret 2012

Istri untuk suamiku...


Dini hari 01.10am

Intonasi suaranya masih saja mengiang jelas di telingaku, ketika kita berbicara dan berdiskusi mengenai bahasan yang terus terang membuatku kaget, aku mengenalmu tidak cukup lama meskipun sudah hitungan tahun tapi belum butuh tangan sebelahnya lagi untuk menghitung bilangan tahun kita kenal. juga tidak cukup banyak yang aku ketahui tentangmu, meskipun kita kadang banyak bercerita tapi tetap saja ada rahasia diantara kita dan itu sangat aku maklumi karena pada prinsipnya kita manusia punya rahasia masing-masing.

Mengenalmu, artinya bertambah lagi satu sosok manusia hebat dalam daftar temanku, perempuan lembut, penuh kasih dan siap berbagi suami. dari awal kita berkenalan pun kamu sudah pernah bercerita mengenai kesiapanmu di duakan alias suami berpoligami. dan lagi-lagi kamu adalah salah satu perempuan yang aku temui yang dengan ikhlasnya mau berbagi suami, tadinya aku tidak percaya sampai kemudian setelah kita bicara tadi, kau kembali meyakinkanku bahwa hal ini memang kamu yang menginginkannya.

kau bercerita kalau sedang mempersiapkan diri dan mempersiapkan rencana pernikahan untuk suamimu, tahukah kau..? sedari tadi aku menahan sesak didalam dada, meskipun aku tertawa menanggapimu tapi disatu sisi lain hatiku, aku merasa sedih dan aku tidak tahu untuk apa harus bersedih? bukankah engkau mengharapkan surga Allah dengan melakukan ini semua? engkau ingin meringankan bebanmu dengan berbagi tugas dengan istri lainnya? entahlah dengan alasan yang tidak jelas aku bersedih untukmu.

Dulu aku juga pernah mendapatkan tawaran menjadi yang " kedua " tapi mungkin memang belum berjodoh aku menolak tawaran itu dengan alasan, aku tidak ingin menyakiti perempuan lain dengan hadirku, beberapa klienku adalah istri-istri yang dipoligami oleh suaminya, dan dari cerita mereka aku melihat para suami pelaku poligami tidak melakukannya sesuai syariat islam yang akhirnya ini melukai mereka dan meninggalkan kesedihan yang teramat dalam.

atau mungkin diotak dan batinku masih tersimpan rapi apa-apa yang dulu pernah aku dapatkan saat masih aktif di LSM perempuan, kalau menjadi yang kedua itu sama saja melakukan kekerasan terhadap perempuan lain dan aku tidak mau di tuduh menjadi pelaku kekerasan maka kemudian aku menolaknya saat itu. Wallahualam..

meskipun malam semakin larut tetap aku tidak bisa terpejam..uraian-uraiannya tadi masih saja terngiang di telingaku, masih saja melekat setiap ucapannya dan helaan nafasnya yang berat. aku tidak tahu di kedalaman hatinya apakah ia benar ikhlas dengan semua ini..? atau berusaha ikhlas dan menerimanya dengan mengharapkan surga Allah untuknya..

ah jika boleh aku meminta, aku ingin seperti ummu siti khadijah yang seumur hidupnya tidak di duakan oleh Rasulullah..mungkin aku egois karena hanya ingin memilikinya sendiri seutuhnya, sedangkan diluar sana masih banyak perempuan yang juga membutuhkan laki-laki untuk menjadi imamnya. hmm..aku tidak tahu..apakah kelak pada saatnya setelah menikah aku juga akan siapa di duakan, di tigakan atau di empatkan? entahlah Rabb...padaMulah aku serahkan segala takdir hidupku...

Lhokseumawe
-Dee-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar