Ini cerita
mengenai 2 ponakanku yang tinggalnya tepat di sebelah rumah dan ini artinya
intensitas bertemu sangat sering, karena mereka memang lebih sering di tempat
nenek (ibuku). Karena orangtuanya bekerja diluar rumah maka sepenuhnya siang
hari mereka bersama kakek dan nenek.
Sudah hampir
dua tahun aku kembali ke kotaku, yang artinya aku bisa dekat dengan mereka,
meskipun kadang hanya bertemu dimalam hari. Belakangan si kakak “tiara” yang
usianya 4 tahun hamper setiap magrib sholat berjama’ah di kamarku, seingatku
dari usia dia 3 tahun nenek (ibuku) sudah membelikannya mukena dan mengajaknya
ke masjid untuk mengenal sholat lebih dini. Meskipun gerakannya belum sempurna
apa lagi bacaannya, tentu belum semua dia hafal tapi kakak sangat rajin ikut
sholat bersamaku, setiap waktu sholat dan kebetulan aku ada dirumah aku sering
mengajaknya sholat bersama.
Yah namanya
anak kecil yah, maka dia akan mencontoh apa yang kita lakukan, begitu juga
dengan si kakak, sehabis sholat aku selalu berdoa dengan mengangkat kedua
tanganku tepat di depan dada, selayaknya orang lain berdoa, maka si kakak pun
akan ikut melakukan hal yang sama. Doanya pun sederhana hal-hal kecil yang dia
inginkan yang belum dia dapatkan, misalnya suatu kali dia berdoa “ ya Allah
berikanlah mundee banyak rejeki biar kakak bisa sering-sering ke time zone “
hihi aku yang lagi tekun berdoa jadi senyum-senyum sendiri. Atau lain kali
doanya begini “ Ya Allah berikanlah mundee oom yang alim (rikuesku) dan banyak
duit biar bisa beliin manset (wat demaksud), oomnya nanti beli di toko dan pake pita biru (berasa kado) “
dan aku Cuma bisa cekikian ga kuat sama doanya..
Si kakak
juga sudah hafal doa sehari-hari, seperti doa ibu bapak dan beberapa doa
lainnya yang diajarkan orang tuanya dan kakek neneknya serta di perlancarkan di
sekolahnya. Begitu juga halnya dengan si adeknya “ alif “ hampir setiap waktu
sholat dia ikutan kakek ke masjid, dari usia 3 tahun dia harus di biasakan
sholat di masjid kata kakek (bapakku) karena alif anak laki-laki jadi sangat
dianjurkan untuk sholat di masjid.
Lelaki kecil
itu sudah hafal waktunya zuhur, ashar dan magrib karena waktu-waktu itulah
kakek mengajaknya sholat di masjid, sekarang alif pun sudah bisa azan meskipun iramanya kesana kemari, bahkan sebagian jama’ah tetap sudah hafal
dengan wajah alif..hehe kalau sehari dia tidak ke masjid maka ada beberapa
kumpulan kakek-kakek yang akan bertanya alif kemana? Dan alif pun kini punya
komunitas baru di masjid, yaitu abang-abang sepantaran usianya.
Jadi ingat
semasa kecilku pun orang tuaku begitu, sholat dan mengaji adalah hal yang utama
harus kami lakukan, kalau ketahuan tidak sholat maka akan dapat hukuman, begitu
juga halnya dengan mengaji. Karena ibuku mengadakan pengajian dirumah jadi mau
tidak mau setiap hari saat itu aku harus mengaji, karena sebagian anak-anak kompleks
pun mengaji dirumah, jadi klo jam mengaji ga punya temen main. Dulu semasa
kanak-kanak mungkin terasa berat, tapi imbasnya di masa akan datang baru terasa
bahwa pentingnya sholat dan mengaji.
Seperti dalam hadist nabi SAW :
Perintahkanlah anak-anakmu shalat pada
usia 7 tahun. Pukullah mereka pada usia 10 tahun, dan pisahkan juga mereka dari
tempat tidur mereka (Sunan Abi Dawud kitab as-shalat
bab mata yu`marul-ghulam bis-shalat no. 495. Hadits
hasan shahih [al-Albani]).
Ahhh..kelak
kalau aku punya keturunan hal yang sama seperti orangtuaku lakukan, juga akan
aku lakukan..aku ingin mereka sama seperti kakak dan alif saat ini..belajar
ibadah sedari dini, belajar mengaji, bersedekah dan menghargai orang lain. Saatnya
akan tiba..pasti..! seperti janji Allah pada UmmatNya yang tak pernah ingkar…
Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar