Rabu, 07 September 2011

Ayah...

Hoaamm.. ini hari yang melelahkan, di tambah kurangnya waktu tidur, makin lengkaplah penat yang kurasa di hari ini. Sepenat-penatnya tubuh tetap saja mata tidak bisa di bujuk untuk segera mengambil haknya beristirahat, selalu saja mendekati angka kecil baru mata ini bisa benar-benar istirahat. apa ini efek kopi? ah tidak..sudah sejak dulu begini..biarkan saja toh aku masih baik-baik saja (inshaAllah).

Cerita hari ini adalah cerita tentang bagaimana curahan hati seorang laki-laki yang bergelar " AYAH", aku mengenal sosok beliau maret 2005 saat aku pertama bergabung dengan lembaga asing yang bekerja untuk korban tsunami di NAD. Beliau sosok lelaki aceh yang sangat muslihat menurutku, pintar berbahasa, mampu mengendalikan suasana dan di sukai oleh semua teman-teman, tidak terkecuali aku, karena beliau memang lebih tua jauh dari aku dan beberapa anggota tim lainnya, maka kita memutuskan memanggil beliau dengan sebutan ayah, seperti anak-anaknya memanggil beliau di rumah. sejak saat itu dia menjadi " ayah kami ".

Singkat cerita, aku nomaden ke daerah lain di NAD hubungan kami tetap terbina bagus, entah kenapa dengan ayah rasanya nyaman bercerita apa saja, karena menurutku ayah itu orang yang bijak dan saat memberikan masukan selalu mengarah ke agama. pengetahuan beliau juga sangat luas, mengingat beliau rajin membaca apa saja..dan satu hal yang aku baru tau tadi adalah..ternyata ayah adalah salah satu anggota pergerakan perjuangan kemerdekaan Aceh..hahaha keep going ayah ;), klo Allah berkehendak maka lepaslah kita dari NKRI..haha ok, itu hanya selingan yang tidak penting.

Bertemu ayah tadi siang ada semburat duka di wajahnya, terlihat kekecewaan yang teramat dalam.. seperti biasa tanpa di minta, ayah akan bercerita..maka berceritalah dia tentang hidupnya setelah selesai kontrak dari CF (Lembaga kami dulu), bagaimana kehidupan perekonomiannya kemudian naik turun, bagaimana bentuk penghargaan istrinya dan anak-anaknya ketika ayah terpuruk..ayah sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap anak dan keluarga memang memiliki bisnis kecil-kecilan selain beliau juga seorang PNS (guru). Ternyata di balik ketegarannya ayah menyimpan kesedihan ketika anak-anak merasa ayah tidak " membiayai mereka" karena yang mereka lihat selalu saja "ibu" yang memberikan anak-anak uang. disitu aku melihat dia merasa tidak di hargai..aku bisa mengerti bagaimana perasaannya.. AYAH TANPA UANG..padahal usaha yang di bangun bersama juga modal Ayah, tapi itu kemudian menjadi kabur di mata anak-anak.. ahh terbayang di mataku bagaimana kelak aku harus mampu membangun pemahaman anak-anakku kalau ayah itu selalu bertanggung jawab dan pencari nafkah utama keluarga.

Laki-laki selalu di tuntut lebih kuat, lebih bijak, lebih logika dan lebih tegas.. padahal laki-laki juga manusia biasa yang juga punya perasaan dan hati. bagaimana kemudian budaya membentuk laki-laki dengan larangan tidak boleh menangis, sampai hari ini aku masih bingung kalau ada ibu-ibu yang suka berkata ke anak laki-lakinya yang usia balita atau sd, kalau ia jatuh maka ia tidak boleh menangis, karena anak laki-laki, jadi anak laki2 tidak punya cairan yang harus di keluarkan dari mata? tidak boleh sakit dan menangis saat jatuh? tidak boleh merasa lemah? ini label yang harus di hilangkan menurutku, karena laki dan perempuan sama..sama punya hati, otak, akal dan pikiran..kalau kemudian laki-laki lebih cenderung menggunakan logika karena mereka memang di tuntut seperti itu. tidak sedikit aku temukan laki-laki yang juga memutuskan segala sesuatu menggunakan perasaannya.

ini yang aku tanamkan ke keponakanku yang laki2, klo dia memang ingin bermain boneka atau rumah2an, aku membiarkannya, karena ini baik untuk melatih sensifitasnya sebagai laki-laki yang kelak akan mendampingin perempuan, begitu juga dengan ponakanku yang perempuan kalau dia ingin bermain mobil-mobilan atau mainan lainnya yang katanya "mainan laki2" maka aku tidak melarangnya karena mereka punya hak yang sama untuk mengembangkan kepribadiannya. kembali ke laki-laki.. tidak perlu takut untuk menangis dan meluapkan perasaan bahkan ketika harus menjadi manusia bodoh dengan menangis something stupid we called love..its oke.. dan ayah menangis tadi siang, menangisi perasaannya.. aku cuma bisa diam dan mendengarkan setiap cerita yang keluar dari mulutnya, aku tau ayah kuat dan ayah mampu membuat keluarganya kembali menghargainya sebagai laki-laki dan sebagai ayah..

ada kutipan yang aku lupa dari siapa yang kurang lebih bunyinya begini : Ayahmu itu juga manusia biasa, dia bukan malaikat jadi dia pun kadang melakukan kesalahan...maafkanlah dia seperti dia mampu memaafkan segala salahmu.. yah..laki-laki, ayah, abi, bapak... mereka memang manusia biasa, sama halnya dengan kita, mereka pun tidak luput dari salah..terbayangkah kita bagaimana tanggung jawab yang di bebankan di pundaknya? bagaimana mereka berusaha sekuat tenaga membahagiakan keluarganya, bagaimana dia harus ikhlas melepaskan satu persatu anaknya pergi bersama jodohnya, pernahkah kita berfikir bagaimana malam-malam panjangnya? terbangun dan berdoa untuk kita..memohon pada Allah agar dia diberikan kekuatan untuk selalu menjaga keluarganya.. seberapa besarkah rasa penghargaan dan sayang kita padanya? sudahkah kita membalas sedikit aja dari banyaknya yang mereka berikan.. muliakanlah orang tua kita, say something like I love u bapak, I love u Ibu..I did..and I always say like that to show that I love them so much.. sebelum menyesal ;), doakan apabila mereka sudah tiada, karena itu adalah kado terindah buat mereka..

Dan kita perempuan di ciptakan Allah untuk saling melengkapi hidup kita bersama lelaki, maka saling memuliakanlah kita.. berusaha menerima pasangan/ayah kita apa adanya, bukan adanya apa...hehe bermitra mencari surga Allah..

Capek dan ngantuk, besok mengejar matahari lagi, pengennya mengejar mas-mas..hehehe iyah tau itukan judul pelem :p, haha bahasanya kacau? ah bukannya emang selalu begitu..haha

Lhokseumawe 07092011
Dee


Note : hari ini Mengenang MUNIR..Semoga Allah menempatkan beliau di sisiNya di tempat yang paling mulia dan yang membunuhnya mendapat ganjaran setimpal...Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar